Senin, 26 November 2012

Asuhan Keperawatan Masalah Kebutuhan Oksigenasi


A.    Pengkajian Keperawatan
1.      Riwayat keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan pada masalah kebutuhan oksigen meliputi, ada atau tidaknbya gangguan proses pernapasan,gangguan pada peredaran darah.pada tahap pengkajian keluhan atau gejala,hala yang perlu diperhatikanadalah infeksi kronis pada hidung,sakit pada daerah sinusotitis media,keluhan nyeripada tenggorokan.
2.      Pola batuk dan produksi sputum
Tahap pengkajian pola batuk dilakukan dngan cara menilai apakah batuk termasuk batuk kering ,keras,dan kuat dengan  suara mendesing berat dan berubah-ubah seperti kondisi pasienyang mengalami penyakit kanker.pengkajian sputum dilakukan dengan cara meriksa warna,kejernihan,apaka bercampur darah terhada sputum yang dikeluarkan oleh pasien.
3.      Sakit dada
Pengkajian sakit dada dilakukan dengan cara mengetahui bagian yang sakit,luas,imtensiras,factor yang menyebabkan rasa saki,perubahan nyeri dada apabila posisi pasien beruba,serta adanya hubumgan antra waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rsa sakit.
4.      Pengkajian fisik
a.       Infeksi pengkajian ini meliputi penentuan jalan napas,apakah napas spontan melalui hidung,mulut,oral,nasal.
b.      Palpasi pemeriksaan ini bertujuan untuk mendekteksi kelaina seperti nyeri tekan yang ditimbulkan akibat luka.melalui palpasi dapat diteliti gerakan dinding toraks pada saat inspirasi dan ekspirasi terjadi.
c.       Perkusi pengkajian ini bertujuan untuk menilai normal atau tidanya suara perkusi paru.
d.      Auskultrasi pemeriksaan ini bertujuan menilai adanya suara nafas
5.      Pemeriksaan laboratorium
            Selain pemeriksaan laboratorium Hb,leukosit dan yang lain-lain yang dilakukan secara rutin,juga dilakukan pemeriksaan skuntumguna melihat kuman dengan cara mikroskopis.uji resistensi dapat dilakukan secara kultur,untuk melihat sel tumorpemeriksaan sitologi.
6.      Pemeriksaan diagnostic
a.       Rontgen dada
b.      Fluoroskopi
c.       Bronkgrapi
d.      Angiofrafi
e.       Endoskopi
f.       Radio isotop
g.      Mediastinoskopi
B.     Diagnosis keperawatan
1.      bersihan jalan nafas berhubungan dengan
2.      pola nafas tidak efektif
3.      kerusakan pertukaran gas
4.      gangguan perfusi jaringan
C.    Perencanaan keperawatan
1.      mempertahankan jalan nafas agar efektif
2.      mempertahankan pola pernafasan agar kembali efektif
3.      memepertankan pertukaran gas
4.      memperbaikai perfusi jaringan
D.    pelaksanaan tindakan keperawatan
1.      Latihan nafas
Latihan nafas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara pertukaran gas,mencegah atelektasis,meningkatkanefisiensibatuk dan  mengrangi stress.
2.      Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan laring,trakea,dan broniolus dari secret atau benda asing dijalan nafas.
3.      Pemberian oksigen
 Pembrian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara memberikan oksigen kedalam paru melalui saluran pernafasan dengan alatbantu oksigen.pemberian oksigen pada pasien dapt dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui kanula,nasal,dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhab manusia oaksigen da mencegah terjadinya hipoksia.
4.      Penghisapan lender
Penghisapan lender merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan secret atau lender sendri.tindakan ini bertuuan untukmembersihkan jalan nafas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.
E.     Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan oksigen secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam:
1.      mempertahankan jalan nafas secara evektif yang ditunjukan dengan cara adanya kemampuan untuk bernapas,jalan nafas bersih,tidak adanya sumbatan,frekuuensi,irama,kedalaman nafas norma,seta tidak ditemukan adanya tanda hipoksia.
2.      mempertahankan pola nafas secara efektif yang ditunjukan engan adanya kemampuan untuk bernafas,frekuensi,irama, dan kedalaman nafas normal, tidak ditemukan adanya tanda hipoksia,serta kemampuan paru berkembang dengan baik.
3.      mempertahan kan pertukaran gas secara efektif yang ditunjukan dengan adanya kemampuan untuk bernapas secara efektif,tidak ditemukan dispenea pada usaha napas, inspirasi dan ekspirasi dalam batas normal,serta siturasi oksigendan pco2 dalam keadaan normal.
4.      meningkatkan ferpusi jaringan dengan adanya kemampuan pengisian kapiler,frekuensi,irama,kekuatan nadi dalambatas normal,dari status hidrasi normal.

Jumat, 10 Februari 2012

ASKEP GANGGUAN JIWA

ASKEP GANGGUAN JIWA


DEPRESI
 
•  MASALAH UTAMA Gangguan alam perasaan: depresi.  
•  PROSES TERJADINYA MASALAH
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagai­nya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedah­an, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
http://ilmukeperawatan.com/image/depresi.gif
MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
•  Gangguan alam perasaan: depresi
•  Data subyektif:
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen dan dada, anoreksia, sakit punggung,pusing. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.
 
•  Data obyektif:
Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan lang­kah yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering me­nangis. Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi tergang­gu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang dan keterbelakangan psikomotor.
•  Koping maladaptif
•  DS : Menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
•  DO : Nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.
Mekanisme koping yang digunakan adalah denial dan supresi yang berlebihan .
 
•  DIAGNOSA KEPERAWATAN
•  Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
•  Gangguan lam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
 
•  RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
•  Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.
•  Tujuan khusus
•  Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
•  Perkenalkan diri dengan klien dengan cara menyapa klien dengan ramah, baik verbal dan non verbal, selalu kontak mata selama interaksi dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
•  Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati
•  Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
•  Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya
•  Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti
•  Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.
 
•  Klien dapat menggunakan koping adaptif
•  Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien.
•  Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan
•  Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
•  Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.
•  Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
•  Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
•  Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
 
•  Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
Tindakan:
•  Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
•  Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
•  Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.
•  Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.
 
4. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
4.1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
4.2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
4.3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, k eyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
 
5. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
5.1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
5.2. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
5.3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
 
•  Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
6.1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
6.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
6.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
6.4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar